Tuesday, July 21, 2009

He & I: Dongeng Cermin Ajaib (part.02)

potongan cerita sebelumnya:
"Baiklah," kata si peri jahat, dan dia tersenyum begitu manisnya sampai sang pangeran mabuk kepayang. "Selama satu tahun kau tidak boleh menatap cermin perak yang melayang di angkasa. Kalau kau melanggar, maka kau harus segera lupa apa yang menjadi milikmu. Kau harus lupa siapa dirimu sebenarnya dan kau harus pergi ke Negeri Kini, tempat tak seorang pun mengenali dirimu yang sebenarnya, dan di sana kau akan merana sebagai orang kebanyakan. Bagaimana, kau setuju?" kata-kata si peri jahat bagaikan menghipnotis.


"Hanya itu?" sahut Pangeran Yuki. "Syaratmu ringan sekali!"

Sementara itu, apa yang terjadi dengan Putri Maora?
Dia menunggu dan menunggu. Namun sang Pangeran tak kunjung datang. Akhirnya ia memutuskan untuk mencarinya. Putri Maora membebaskan semua bayangan cermin yang selama ini menemaninya, kemudian meninggalkan istana kacanya seorang diri. Dengan kaki beralas fantofel halus, dia menuruni gunung-gunung bersalju dan menuju dunia di bawah. Dia berkelana ke seluruh pelosok dunia, dan akhirnya tiba di Negeri Kini. Fantofelnya telah rusak, dan dia terpaksa berjalan dengan kaki telanjang. Tetapi cermin ajaib berikut pantulan dirinya tetap melayang jauh di atas.
    Suatu malam, Pangeran Yuki duduk di atas atap istana emasnya sambil mengobrol mesra dengan peri berdarah hijau dan dingin. Tiba-tiba saja tangan sang Pangeran terkena tetesan kecil.

"Rupanya sudah mau hujan," kata si peri berdarah hijau.

"Tidak mungkin," sahut sang Pangeran, "sebab tidak ada satu pun awan di langit. Langit sangat cerah."

Kemudian ia menoleh ke atas dan melihat cermin perak besar yang melayang di angkasa. Sangat indah. Ia pun melihat pantulan bayangan seorang putri dan menyadari sang putri sedang menangis. Bahwa setetes air mata sang Putrilah yang baru saja mengenai tangannya. Pada detik itu juga ia sadar bahwa ia telah diperdaya si peri, bahwa peri itu sebenarnya tidaklah cantik. Bahkan berdarah hijau dan dingin. Putri Maora lah yang sebenarnya ingin dilihatnya.

"Janjimu padaku telah kau langgar," kata si peri jahat, wajahnya mengerut sampai menyerupai wajah ular, "dan sekarang kau harus menanggung akibatnya!"

Dengan jari-jarinya yang panjang dan hijau dia merogoh hati Pangeran Yuki, yang hanya bisa duduk seperti patung. Kemuadian si peri jahat membuat simpul di dalam hati sang Pangeran. Seketika, sang Pangeran lupa bahwa ia adalah pemimpin nomor satu Negeri Esok ini. Ia meninggalkan istana dan negerinya, menyelinap dalam kegelapan malam. Dia terus berkelana sampai tiba di Negeri Kini, tempat ia selanjutnya hidup sebagai pemuda biasa, berpenampilan sangat biasa, dengan hidup biasa yang juga memiliki berbagai permasalahan. Memiliki teman dan pekerjaan. Satu-satunya yang ia bawa adalah bayangan dari cermin ajaib, yang mulai saat itu kosong melompong.

Sementara itu, kehidupan Putri Maora juga telah berubah. Ia menukarkan gaun sutra indah yang dipakainya dengan pakaian yang sederhana dan sisanya untuk kebutuhan lainnya. Ia menjalani hidup dengan biasa saja, berpenampilan biasa saja, dan juga memiliki teman. Di sinilah keduanya bertemu pada suatu hari yang indah. Tetapi Putri Maora tidak mengenali sang Pangeran dari Negeri Esok yang telah berubah menjadi rakyat jelata dalam kurun waktu bertahun-tahun. Dang Pangeran Yuki juga tidak mengenali sang Putri, yang kini tidak lagi menyerupai putri. Tetapi di tengah kehidupan mereka, keduanya dekat dan saling menghibur. Hanya sebagai seorang Yuki dan seorang Maora untuk satu sama lain.

Suatu malam, ketika cermin ajaib yang kini kosong kembali melayang di langit, Yuki mendadak teringat sesuatu yang sudah disimpannya bertahun-tahun lamanya tanpa menyadari apa itu sebenarnya. Mengeluarkan bayangan tersebut dan memperlihatkannya kepada Maora. Bayangan itu sudah hampir rusak. Lusuh dan terlipat-lipat. Namun sang Putri tetap saja mengenali bayangannya sendiri, yang dulu disuruhnya berkelana di dunia. Dan kini ia juga mengenali Pangeran Yuki di balik topengnya. Pangeran yang dicari-carinya dengan meninggalkan kehidupan abadi. Dan sang Putri menceritakan semuanya.

Tetapi dengan sedih Pangeran Yuki menggelengkan kepala dan berkata, "Aku tidak mengerti yang kau katakan. Sebab hatiku terikat dan tidak bisa mengingat apapun."

Serta merta, Putri Maora merogoh hati sang Pangeran dan membuka ikatan itu. Seketika Pangeran Yuki kembali sadar siapa dirinya dan dari mana ia berasal. Ia menggandeng tangan sang Putri dan mengajaknya ke tempat yang jauh—Negeri Esok.




Setelah itu? Apa yang terjadi? Ya. Sang Pangeran dan Putri akhirnya hidup bahagia sampai akhir hayatnya.

TAMAT



boleh toh menghayal sedikit?? XD~

No comments: