Tuesday, July 21, 2009

He & I: Dongeng Cermin Ajaib (part.01)

Dahulu kala hidup seorang putri kecil nan cantik bernama Maora. Ia selalu mengenakan baju-baju & gaun-gaun yang indah, dan ia hidup di sebuah istana kaca warna-warni jauh di atas awan.

Putri Maora punya segala sesuatu yang diinginkan orang. Ia menyantap hidangan terlezat dan hanya minum anggur termanis. Ia tidur beralaskan bantal sutra dan duduk bertopang kursi gading. Ia punya segala-galanya... tapi ia sendirian. Semua yang ada di sekelilingnya, para pelayan, dayang, pengawal, anjing, kucing, burung, bahkan semua bunga, semuanya hanyalah bayangan cermin.

Putri Maora memiliki cermin ajaib berukuran besar, berbentuk bundar dan terbuat dari perak yang paling murni. Setiap hari dan setiap malam cermin itu dimintanya untuk berkeliling dunia. Cermin ajaib Putri Maora lalu melayang-layang di atas daratan dan lautan, di atas kota dan desa. Tapi orang-orang yang melihatnya sama sekali tidak merasa heran. Mereka hanya berkata, "Ah, itu kan bulan."

Dan setiap kembali kepada Putri Maora di istana, cermin ajaib itu menumpahkan semua bayangan yang sempat ditangkapnya dalam perjalanan. Ada yang indah dan ada yang jelek, ada yang menarik dan ada pula yang membosankan. Sang Putri memilih bayangan-bayangan yang disukainya, sedangkan sisanya dibuang begitu saja ke sungai. Dan dalam sekejap saja semua bayangan yang terbuang itu kembali ke pemiliknya masing-masing melalui perairan yang ada di bumi. Itulah sebabnya kita melihat bayangan kita sendiri kalau kita membungkuk di atas sungai, laut, sumur, atau genangan air.

Putri Maora dikaruniai kehidupan abadi. Karena dia belum pernah melihat bayangan dirinya di cermin ajaib. Sebab barangsiapa yang melihat pantulan dirinya sendiri akan berubah menjadi manusia fana. Tapi Putri Maora tahu tentang ini, dan karena itu ia tidak melakukannya.

Jadi ia tinggal bermain-main dengan sekian banyak bayangan cermin, dan ia cukup senang.

Namun suatu hari cermin ajaibnya membawakan sebentuk bayangan yang jauh lebih berarti dari bayangan lainnya, bahkan saat sang Putri baru pertama kali melihatnya. Bayangan itu adalah bayangan seorang pangeran yang berwajah bersih dan tampan. Seketika, ada sesuatu dalam bayangan sang pangeran yang membuat sang Putri dilanda perasaan rindu yang begitu kuat, sehingga ia merasa harus bertemu dengannya. Tapi bagaimana caranya? Dia tidak tahu siapa pangeran tersebut dan di mana tempat tinggalnya, dia bahkan tidak tahu siapa namanya.

Karena kehabisan akal, Putri Maora akhirnya memutuskan untuk menatap cermin ajaibnya. Sebab ia pikir: Siapa tahu dia kebetulan menoleh ke atas pada waktu cerminku melayang di langit, dan melihat bayanganku. Kenapa tidak? Cerminku kan sangat indah. Siapa tahu ia akan mengikuti cerminku dan menemukanku di sini.

Lama sekali ia menatap cermin ajaib, kemudian menyuruhnya berkeliling dunia sambil membawakan bayangannya. Tetapi dengan berbuat begitu, akhirnya ia pun berubah menjadi manusia fana.



Sedikit bercerita tentang bayangan seorang pangeran yang dilihat Putri Maora, pangeran ini bernama Yuki. Ia memerintah negeri luas yang didirikannya sendiri. Di manakah letak negeri itu? Bukan di masa lalu, bukan juga di masa sekarang, tetapi di masa depan. Negeri di mana waktu selalu lebih maju dari waktu di masa apapun. Karena itu, negeri tersebut dikenal sebagai Negeri Esok. Semua penduduknya menyayangi dan mengagumi sang Pangeran.

Suatu hari, para menteri Negeri Esok berkata kepada sang Pangeran. "Yang Mulia, Yang Mulia harus menikah, sebab sudah seharusnya begitu."

Pangeran Yuki tidak keberatan. Maka semua gadis tercantik di Negeri Esok dikumpulkan di istana agar ia dapat mencari pasangan yang cocok. Semuanya berdandan sebagus mungkin, sebab semua ingin merebut hati sang Pangeran. Tanpa ada yang menyadari, seorang peri jahat menyelinap dan menyamar menjadi salah satu dari gadis-gadis cantik itu. Peri jahat yang darahnya bukan merah dan hangat, melainkan hijau dan dingin.

Ketika Pangeran Negeri Esok memasuki bangsal agung yang berlapis emas untuk menentukan pilihannya, si peri jahat cepat-cepat menggunakan manteranya. Dan mulai detik itu, Pangeran Yuki yang malang hanya akan melihat pada dirinya seorang. Sang Pangeran betul-betul terpesona, dan saat itu juga langsung bertanya apakah si peri jahat mau menjadi istrinya.

"Dengan senang hati," jawab si peri jahat, "tapi dengan satu syarat."

"Pasti akan kupenuhi," balas sang Pangeran tanpa berpikir panjang.

"Baiklah," kata si peri jahat, dan dia tersenyum begitu manisnya sampai sang pangeran mabuk kepayang. "Selama satu tahun kau tidak boleh menatap cermin perak yang melayang di angkasa. Kalau kau melanggar, maka kau harus segera lupa apa yang menjadi milikmu. Kau harus lupa siapa dirimu sebenarnya dan kau harus pergi ke Negeri Kini, tempat tak seorang pun mengenali dirimu yang sebenarnya, dan di sana kau akan merana sebagai orang kebanyakan. Bagaimana, kau setuju?" kata-kata si peri jahat bagaikan menghipnotis.



to be continued.....

No comments: