Wednesday, June 18, 2008

Yang Bener About Dracula

Ada yang sudah lihat video clip L'arc~en~Ciel Drink It Down? Atau ada yang tahu project band barunya Hyde, Vamps? Itu juga sugoii. And it's all about Dracula.

Gothic. Kejam. Lethal. Blood. Identik dengan hal2 macam itu. Sebetulnya sosok Dracula yang sudah identik itu diawali dari sebuah novel karangan Stroker Bram, Dracula. Berawal dari sini juga kemudian puluhan film tentang Dracula mulai bermunculan =D wooow.. berarti orang ini benar2 punya imajinasi yang sedemikian berpengaruh. Baik buku mapun film2 tadi punya gambaran yang sama tentang sosok Dracula, yaitu seorang vampir haus darah yang akan keluar setiap bulan purnama dari kastilnya dengan jubah hitam untuk mencari korban sebagai santap malam.

Apa memang benar.. itulah Dracula? Seperti yang digambarkan Stroker, atau seperti yang terdapat di film2 macam Dracula's Daughter (1936), Nosferatu (1922), Hoorof of Dracula (1958), etc?

Ada buku bagus yang terbit tahun lalu (tapi perpustakaanku baru punya sekarang) yang totalitas membahas sejarah Dracula. Eits. Tapi bukan sebagai Dracula vampir melainkan Dracula disini adalah sosok dalam masa lalu. Dracula itu Sejarah. Yang pasti aku sudah lupa siapa pengarangnya, tapi judulnya Dracula, Pembantai Umat Islam dalam Perang Salib. Dikisahkan dalam buku, Dracula ternyata bukan sosok fiktif yang selalu menghindari sinar matahari, melainkan tokoh nyata yang sangat kejam yang pernah hidup pada tahun 1400-an dan membantai ribuan umat Islam juga dengan cara-cara keji. Dracula ditampilkan sebagaimana Hitler, Pol Pot, Mao, Stallin dan tokoh-tokoh sejarah lainnya yang sejenis.

Here we go Dracula.

Vlad Tsepes III (1431 - 1475 M) atau yang lebih populer dengan nama Dracula dilahirkan di Transylvania, Rumania. Ia merupakan anak Ke 2 dari Vlad II dan Cneajna, seorang putri dari Moldavia.

Selama perang salib, Wallachia menjadi rebutan antara Hongaria dan Turki Ottoman, pada masa Vlad II berkuasa di Wallachia, Vlad II mempunya tiga orang anak, Mircea, Dracula dan Randu. Vlad II memihak Hungaria. Namun setelah digulingkan Sigismund (Raja Hongaria) dan digantikan oleh John Hunyandi, Vlad II memihak kesultanan Turki Ottoman. Sebagai jaminan kesetiaannya terhadap Turki Ottoman, Vlad II mengirimkan Dracula dan Randu ke Turki. Setelah itu Dracula dan Randu malah memihak Hongaria. Posisi inilah yang menempatkan Dracula sebagai pengkhianat bagi Turki dan pahlawan bagi Hongaria.

Setelah perang Verna, terjadi konflik antara Vlad II dan John Hunyadi, yang berujung pada kematian Vlad II dan Mircea, kakak Dracula. Melihat perubahan politik di Wallachia tersebut, Sultan Turki Ottoman, Mehmed II mengirimkan Dracula pulang ke Wallachia untuk merebut tahta. Dracula kembali ke Wallacia dengan di kawal 8000 prajurit Turki Ottoman. Sesampainya di Tirgoviste ( ibu kota wallachia ) terjadi pertempuran antara pasukan Vlasdisav dengan pasukan Dracula, yang akhirnya di menangkan oleh pasukan Dracula dan menempatkan Dracula sebagai penguasa Wallachia. Sebagai penguasa Wallachia kurun waktu 1456-1462 dan 1475-1476, Dracula memang cukup kontroversial. Ketika baru saja bertahta ia justru membantai prajurit Turki yang telah mendukungnya. Akan tetapi, tak lama setelah itu ia malah digulingkan oleh Hongaria karena dianggap tidak patuh. Layaknya diktator lain, guna mengamankan posisinya yang seringkali terancam, Dracula memakai segala cara agar kekuasaannya langgeng. Tentu saja cara yang dipakai adalah cara kotor, keji, teror dan pembantain. Maka tak mengherankan kalau selama enam tahun kekuasaannya ia telah membantai kurang lebih 500.000 rakyatnya. 300.000 lainnya adalah umat Islam.

Buku Notes on Italian History (1934) mengungkapkan bahwa seringkali sejarah hanya berbicara tentang kekuasaan yang menang. Sejarah semacam ini bisa dikatakan sebagai sejarah superhero yang hanya berbicara tentang raja, bukan kawula. Akibatnya, pihak-pihak yang kalah harus berada di luar gelanggang sejarah, yang artinya tidak mempunyai peran apa-apa dalam sejarah (Setuju!). Berdasar konteks inilah sosok Dracula dipelajari. Oleh karena itu, ada satu chapter buku yang menguraikan tentang “penjajahan sejarah” tersebut.

Dominasi Barat membuat sejarah Dracula tidak pernah terungkap tuntas. Dipaparkan bahwa ada ceruk2 sejarah yang selama ini tersembunyi dari Dracula, terutama menyangkut pembataian Dracula terhadap umat Islam dalam Perang Salib. Sampai saat ini Perang Salib memang masih merupakan peristiwa yang sensitif dan provokatif. Luka akibat perang tersebut sampai saat ini masih membekas di antara dua kubu. Dalam keadaan inilah Barat yang biasanya nggetu mengungkap pembantaian2 umat manusia, menjadi enggan untuk menyentuh lukanya sendiri. Inilah yang membuat sosok Dracula tidak pernah terkupas dengan tuntas.

Sebagai bukti atas uraiannya, Dracula disandingkan dengan Rambo. Kalau Rambo merupakan sosok fiksi yang dibuat seolah2 nyata sehingga bisa menutupi kekalahan Amerika Serikat dalam perang Vietnam, maka Dracula dibuat sebaliknya, tokoh nyata yang dibuat fiksi. Ini merupakan cara Barat untuk mengaburkan jati diri Dracula sebenarnya. Dan sepertinya usaha ini berhasil, melihat bahwa hampir seluruh masyarakat mengenalnya sebagai vampir, bukan sebagai sosok sejarah yang kejam dan bengis.

Selain uraian tentang “penjajahan sejarah” yang menarik dari buku ini adalah keberaniannya mengungkap metode2 penyiksaan yang dilakukan oleh Dracula. Ada lebih dari sepuluh metode penyiksaan Dracula, dan yang paling terkenal adalah penyulaan. Penyulaan merupakan penyiksaan dengan cara menusuk korban dari bagian bawah hingga tembus ke perut, tenggorokan atau kepala. Karena kegemaran Dracula melakukan “pesta” penyulaan tersebut ia mendapat julukan Si Penyula.

Membaca metode2 penyiksaan Dracula, jujur saja membuat mual. Tetapi dengan uraian tersebut, tergambarkan sudah betapa kejam dan sadisnya Dracula. Dan, kita pun akan menjadi diingatkan akan kekejaman para tiran dan diktator yang lain. Kita akan terbawa pada kamar gas Hitler, ruang penyiksaan Pol Pot, gudang virus Unit 731, dan segala bentuk kekejian lainnya.

Buku ini juga membahas mitos2 seputar Dracula. Mitos seputar kematian, kuburan, sampai kastil Dracula. Sehingga kita akan mengetahui kenapa mitos-mitos tersebut bisa muncul dan kemudian berkembang di masyarakat. Seperti, salah satunya yang membuat gossip existnya vampir sampai saat ini. Pada Desember 1476 Terjadi pertempuran antara Crusade (Pasuka Salib) dengan dengan pasukan muslim (Turki Ottoman). Dalam pertempuran tersebut pasukan Dracula dapat dikalahkan, dan Dracula ( Vlad III ) tewas dalam pertempuran tersebut. Kepalanya dipenggal dan dibawa ke Turki sebagai bukti. Lokasi kuburannya di gereja Snagov yg lokasinya di pulau terpencil, di dekat meja altar, yang kala di bongkar tahun 1930, kuburan itu kosong! Banyak yg percaya kosongnya kuburan Vlad itu dengan kebangkitan Vlad itu sendiri, berkat perjanjian dengan setan itu sendiri, untuk bisa hidup abadi dengan darah sebagai kekuatannya. Dengan kata lain, Vlad sudah menyeberang ke dunia lain, setengah iblis, setengah manusia. Begitu menurut cerita legenda Romania.



Selain Dracula, dikisahkan secara singkat tokoh sejarah lainnya yang punya kemiripan, yaitu putri Elizabeth Bathory, ia bagian dari kerajaan Hungaria. Dalam hidupnya, Bathory menyiksa dan membunuh 700 budak wanitanya agar dirinya bisa mandi dan minum darah mereka. Ia percaya darah bisa membuatnya awet muda. Banyak yg percaya Bathory adalah salah satu dari sekian banyak pengantin si pangeran Dracula Vlad itu sendiri.


Seru, kan? Masih banyak bagian lain yang lebih menarik dan kontroversial, sayang Reading Time was over =P (kalo sempet balik, baca lagi ah)

No comments: