Saturday, October 18, 2008

Cerita dari Papa

Ini tentang firasat seorang anak.
Orang dewasa semua pasti berpikir 'omongan anak kecil siapa yang percaya?'.
Aku sudah merasakan dan membuktikan kata-kata itu bullshit.
Justru firasat anak kecil, apalagi anak kita sendiri, itu nggak boleh diremehkan.

Dulu waktu rumahku masih di daerah Pondok Chandra, papaku punya banyak pekerjaan. Selain bekerja sebagai PNS (Sipil) dan kakak pembina Pramuka di Jatim (Wakil Ketua Pramuka se-Jatim loh), papaku juga ada bisnis di Zulian + Amway.
Income banyak dhonk ?? Alhamdulillaaaah ^^ itulah kenapa aku dan adek-adekku bisa sekolah di Al-Hikmah -__-a

Nah, sebagai salah satu orang yang memegang saham + franchise terbesar Amway, papaku punya orang kepercayaan (sebut aja gitu), aku biasa manggil Pakdhe Yat (Yatno). Dia tetangga pas sebelah rumah.
Keluarga Pakdhe Yat itu deket banget sama keluargaku.. selain karena emang tetangga sebelah rumah, waktu aku bayi mereka rajin bantu mamahku ngurus aku ketika ortuku harus pergi kerja. Sampe dua anaknya (mbak Cassie + mas Rudy) udah kayak kakak buatku.

Ceritanya kira-kira waktu aku masih duduk dikelas... sekitar 2-3 SD. Aku sayang sama keluarga Pakdhe Yatno, termasuk Budhe Yat, mas Rudy sama mbak Cassie.
Waktu itu papaku bener-bener jadi orang sibuk. Beliau hampir setiap hari pulang tengah malam. Karena aku masih kecil mungkin aku oke aja soalnya udah terbiasa ya? '__'
Waktu itu juga aku belum paham betul papaku itu tipikal orang yang sifatnya seperti apa. (Belakangan aku bakalan tahu)

Sekolahku jauh dari rumah. Mamaku harus kerja. Jadi yang setiap hari mengantar-jemputku pulang-pergi sekolah, sama yang nganter mamaku ke kantor, ya bukan lain Pakdhe Yat itu.
Entah kenapa, dan entah mulai kapan aku mulai nggak menyukai orang itu. Padahal aku faham betul orang itu bersikap baik ke keluargaku. Mau jadi supir sementara, diminta tolongin ini-itu. Tapi aura apa itu yang bikin aku nggak suka dia, terutama waktu dia ngomong2 sama mamaku.

Suatu kali, papaku minta tolong ke Pakdhe Yat itu untuk nganterin aku, mamaku, sama adekku yang waktu itu masi bayi.
Dia duduk di kursi supir. Itu sudah bikin aku makin benci sama dia. Benciiiiiii banget!!! Trus mamaku duduk di sebelahnya sambil nggendong adekku.
Aku duduk di belakang, menengahi. Bayangkan seberapa BENCInya aku sama orang itu!!

Aku juga pernah menolak waktu mamaku minta tolong Pakdhe Yat buat nganter aku sekolah. Mamaku marah-marah, sampe akhirnya karena udah setengah 8, aku nggak jadi pergi sekolah >_<
Aku sedih banget waktu itu mamaku marah ke aku. Tapi aku herannya sekarang, kenapa mamaku nggak ngajak sharing aku kenapa kok aku nggak mau diantar sekolah sama orang itu.

Setelah itu lama banget aku nggak lihat batang hidungnya si Yatno itu (oops). Aku agak lega waktu itu, soalnya papaku juga punya waktu lebih banyak di rumah ^o^
Tapi setelah itu juga papaku berhenti dari Zulian + Amway. Jadi pekerjaannya tinggal dua xD
Pernah aku coba tanya ke Budhe Yat waktu aku beli sesuatu di toko mereka, Pakdhe Yat kok nggak pernah kelihatan? Sepertinya waktu itu aku nggak bener2 merasakan perubahan aura beliau waktu bilang "kerja di Kalimantan".
Ooohh... '__'

Dua tahun kemudian, aku sudah kelas 5 SD.
Aku masih inget banget waktu itu nenekku ke rumah, bantu ngejagain aku + adekku soalnya waktu itu papa mamaku lagi haji.
Kami duduk berdua di loteng sambil makan sendiri-sendiri, lihat anak-anak di bawah sana main layangan.
Aku sudah lupa exactly apa yang dibilang nenekku waktu itu, tapi ada yang seperti ini. "makanya jadi orang jangan terlalu baik, nanti kayak papamu itu. ditipu sama orang. mudah sekali percaya sama orang"
?? aku kan bingung ?? mana aku tahu papaku kayak apa ?? "ya Pakdhe Yat ini lho", begitu namanya disebut aja aku sudah naik darah, "tetangga sebelahmu, kerja ke papamu tapi terus duitnya dibawa lari, menikah lagi sama orang lain"
Aku melongo. Semua marahku tiba-tiba hilang, jadi sedih.
Mungkin itulah kenapa aku nggak suka banget sama orang itu.
Aku sedikit marah sama ortuku soalnya selalu bikin Yatno itu deket sama keluargaku. Sekarang aku tahu kenapa aku nggak suka dia.

Kalau sudah punya anak nanti aku berjanji akan selalu ngajak dia sharing.
Karena nggak semua anak bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan kalau belum ditanya lebih dulu. Kayak aku. '__'

No comments: